Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ide Usaha dan Strategi Jitu Pemasaran Jangkrik

Strategi Jitu Pemasaran Jangkrik- Sahabat, jangkrik muda/kecil dimanfaatkan oleh para peternak burung sebagai makanan burung, sedangkan oleh para penggemar jangkrik (khususnya jangkrik jantan) baik oleh anak-anak dan orang dewasa, jangkrik dimanfaatkan sebagai binatang piaraan karena mereka suka dengan bunyinya yang nyaring dan indah sekaligus untuk mengusir tikus rumah. Selain itu, para petani padi pun suka dengan jangkrik karena bisa difungsikan sebagai pengusir tikus di sawah/ladang mereka.

Cara memasarkan jangkrik yang difungsikan sebagai pakan burung

Mengingat begitu banyaknya orang yang suka jangkrik dengan berbagai pemanfaatannya itu, maka dewasa ini banyak orang yang beternak atau budidaya jangkrik. Banyak peternak jangkrik yang sudah sukses ekonominya berkat ketekunannya dalam budidaya jangkrik. Para peternak jangkrik memasarkan jangkrik ternaknya itu kepada para penjual burung, pemelihara burung, dan ada juga yang memasarkannya ke pengepul jangkrik. Ya saat ini, cara pemasaran jangkrik yang difungsikan sebagai pakan burung memang cukup mudah. Jadi bagi Anda yang sedang menekuni atau baru merencanakan beternak jangkrik, jangan lah ragu karena peluang bisnis ini masih sangat luas dan menguntungkan.

Cara pemasaran jangkrik yang dimanfaatkan bunyinya

Setiap musim kemarau, jangkrik jantan/betina dewasa banyak ditemukan di sawah atau ladang, khususnya di sawah/ladang yang para petaninya tidak memupuk tanamannya dengan pupuk kimia yang mengancam punahnya bibit jangkrik. Para petani di beberapa desa wilayah Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen sangat memperhatikan kelestarian jangkrik. Hal ini terbukti dengan kekompakkan para petani tersebut dengan tidak menggunakan pupuk atau obat semprot tanamannya yang kiranya mengandung zat kimia yang membahayakan jangkrik.

Selain para petani ingin menghasilkan hasil panennya benar-benar murni tanpa campuran bahan kimia, petani juga bermaksud agar jangkrik tetap hidup dan berkembangbiak dengan baik di sawah/ladang mereka. Hal ini juga memberi kesempatan kepada para pencari jangrik yang biasanya mencari jangkrik jantan untuk dijual. Pencari jangkrik memburu jangkrik dengan menggunakan obor tradisional atau yang sering disebut sempor ( terbuat dari bambu, diisi minyak tanah, dan menggunakan sumbu kompor/bahan gombal yang sesuai ). Ada juga yang menggunakan lampu patromak, senter, dan jenis lampu lainnya.

Ketika jangkrik mulai banyak yang mengerik di sawah, para pencari jangkrik mulai aktif melakukan kegiatan mencari jangkrik setiap malam. Setelah mereka mendapatkan hasil buruan, pada pagi harinya jangkrik-jangkrik jantan yang telah didapatkannya dijual ke para konsumen maupun ke penepul jangkrik dengan harga yang bervariasi. Jadi harga jangkrik tergantung pandai atau sering tidaknya jangkrik itu mengerik ( kalau dalam istilah Jawa, jangkrik yang sering mengerik disebut gandang ), harganya berkisar antara Rp 2.000; sampai dengan Rp 10.000; per ekor. Jika jangkrik dijual ke pengepul maka otomatis harganya bisa lebih murah sehingga pengepul bisa mendapatkan keuntungan juga.

Kisah sukses penjual jangkrik

Mas Tono, warga Desa Tugu, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen adalah salah satu pengepul jangkrik jantan yang mengambil jangkrik hasil buruan pencari jangkrik Puring. Setiap pagi dia pergi ke Puring untuk membeli jangkriknya para pencari jangkrik tersebut. Dalam setiap harinya dia membeli jangkrik antara 100-150 ekor, yang kemudian dia jual dengan sasaran pembelinya yaitu anak-anak usia SD dan dewasa.

Dalam  memasarkan jangkriknya, Mas Tono berkeliling ke desa-desa yakni dengan sasaran konsumen/pembelinya anak-anak dan orang dewasa. Sedangkan khusus untuk sasaran  anak-anak SD, dia mendatangi sekolahan ketika anak-anak SD tengah beristirahat.

Pada setiap harinya, mas Tono mengunjungi 2 sekolahan. Menurut keterangan Ayah dari 2 anak ini, dia mampu menjual sebanyak 100-130 ekor dalam tiap harinya. Keuntungan yang didapat antara Rp 700-Rp 1.500 per ekor.

Pria yang aslinya Purwodadi ini sebelumnya telah bekerja sebagai kasir di salah satu perusahaan di Jepang dengan gaji yang cukup banyak. Namun karena dia merasa lebih baik usaha di rumah, jadi dia memutuskan untuk pulang dan tidak berangkat lagi ke Jepang. Kerja di luar negeri memang biasanya mendapat gaji yang banyak, akan tetapi risikonya ya jarang kumpul ma anak dan istri, katanya.

Mas Tono sudah menjadi pengepul/penjual jangkrik sejak 3 tahun yang lalu atau sudah 3 kali musim jangkrik. Pada hari-hari selain musim jangkrik, dia berjualan bakso tusuk/cilok sejak pagi hingga sore. Ketika musim jangkrik tiba, paginya untuk jualan jangkrik sedangkan siang sampai sore tetap berjualan cilok.

Mas Tono sangat kreatif, selain dia menjual jangkrik, dia juga membuat kandang jangkrik yang dijualnya bersamaan dengan waktu memasarkan jangkrik. Harga kandang jangkrik dengan bahan bambu dijualnya dengan harga Rp 2.000; per buah untuk ukuran yang kecil atau hanya untuk wadah 1 ekor jangkrik. Jika kandang yang bisa untuk 2 ekor jangkrik maka harganya adalah Rp 4.000; dan kelipatan 2.000 selanjutnya tergantung berapa petak pada kandang jangkrik tersebut.

Kandang Jangkrik
Kandang Jangkrik

Untuk membuat kandang jangkrik hanya membutuhkan bahan bambu, kawat, dan kaca. Bagian bawah kandang ditutup dengan bambu sedangkan bagian atasnya menggunkan kaca sehingga ketika jangkrik mengerik dapat terlihat dengan jelas.

Demikian tentang Strategi Jitu Pemasaran Jangkrik. Bagi Anda yang juga hobi dengan jualan jangkrik baik dengan budidaya jangkrik sebagai bahan pakan ternak maupun jangkrik yang dimanfaatkan keindahan nyaringnya bunyi, kiranya kisah mas Tono tersebut bisa sebagai penyemangat Anda dalam bisnis jangkrik. Semoga tulisan ini bermanfaat